Saa'atul Ijabah, Saat-Saat Dikabulkannya Doa
Segala permintaan dikabulkan? Siapa yang tidak mau? Pastinya semua orang
ingin setiap berdoa, Allah mengabulkan. Setiap meminta, Allah memberi.
Terlepas dari waktu pengabulan
doa yang Rasulullah jelaskan, yakni disegerakan pengabulannya, ditunda sampai
akhirat nanti, dan diganti dengan yag lebih baik; di ruang ini kita akan
menggali tentang waktu-waktu yang tepat untuk berdoa sehingga doa kita adalah
doa yang mustajab alias dikabulkan oleh Allah. Hal ini lebih dikenal dengan
istilah Sa’atul ‘Ijabah.
Baik, kita mulai…
1. Sepertiga Malam Terakhir
Waktu pertama yang
memungkinkan dikabulkannya doa adalah di sepertiga malam terakhir ketika
banyak orang sedang tidur terlelap. Ini disinggung oleh Rasulullah saw. Dalam
hadits shahih riwayat Imam al-Bukhari sebagai berikut:
يَنْزِلُ رَبُّنَا كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَآءِ الدُّنْيَا حِيْنَ
يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرِ فَقَالَ مَنْ يَدْعُونِيْ فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ
مَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغْفِرُ لَهُ
“Setiap malam Rabb kita turun ke
langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Dia (Allah)
berfirman, ‘Siapa yang sedang berdoa kepada-Ku, Aku akan mengijabah baginya,
siapa yang sedang meminta kepada-Ku, Aku akan memberinya dan siapa yang sedang
meminta ampunan kepada-Ku, Aku akan mengampuninya’.”
Logis jika doa
orang-orang yang bangun di sepertiga malam terakhir diijabah oleh Allah. Dia
rela mengorbankan kenikmatan istirahat dan indahnya mimpi hanya demi mencari
ridla Allah. Maka, Allah pun tidak menyia-nyiakan perjuangannya ini dengan
mengabulkan doa-doa yang dipanjatkannya kepad-Nya.
2. Selepas Shalat Fardlu
Shalat fardlu adalah shalat yang wajib kita lakukan sehari-semalam lima
waktu. Pembahasan tentang shalat insya Allah kita kaji di kemudian hari. Pada
kesempatan ini yang dibahas adalah adanya waktu ijabah doa ketika shalat fardlu
selesai didirikan. Hadits beriktu adalah dalilnya:
قِيْلَ يَآ رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ الدُّعَآءِ أَسْمَعُ قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَاتِ
“Ditanyakan kepada Rasuullah, ‘Doa
manakah yang paling didengar?’ Rasulullah menjawab, ‘Di ujung malam terakhir
dan selepas shalat-shalat yang wajib’.” (H.R.
Tirmidzai).
3. Saat Sedang Sujud dalam Shalat
Sujud adalah simbol penghambaan dan kepatuhan yang paling khidmat. Ketika
sujud kita menyimpan kepala sejajar dengan kaki kemudian meletakkan kening pada
tanah. Ini merupakan indikasi rendahnya seorang hamba jika harus berhadapan
dengan Dzat Allah swt.. Merendahkan diri di hadapan Allah melalui sujud secara
khusyu akan menyimpan kekuatan yang cukup dahsyat. Di antaranya adalah jiwa
akan semakin kuat dan siap menghadapi berbagai romantika hidup. Sujud juga
sebagai fasilitas syari’at untuk kesehatan dan kecerasan diri.
Selain itu, sujud merupakan saat-saat yang tepat dikabulkannya doa oleh
Allah. Oleh karena itu mari perbanyak doa ketika kita sujud. Tentunya agar
lebih selamat doa yang dipanjatkan adalah doa yang diajarkan redaksinya oleh
Allah dan Rasulullah meskipun doa dengan bahasa kita juga tidak menjadi masalah
dengan syarat cukup di dalam hati tanpa ada suara desiran doa.
Dalilnya sebagai berikut:
أَقْرَبُ مَا يَكُوْ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ
فَأَكْثِرُوْا فِيْهِ الدُّعَآءَ
“Saat-saat paling dekat antara seorang hamba dan Rabb-nya adalah ketika ia
sedang sujud. Maka perbanyaklah doa (pada saat itu)”. (H.R.
Muslim, Abū Dāud, dan Nasā`i).
4. Antara Adzan dan Iqamah
Di antara adzan dan iqamah Allah telah memberikan kesempatan yang cukup
sempit bagi hambanya untuk berdoa dengan jaminan pengabulan. Dalam arti, doa
yang dipanjatkan selepas adzan dan sebelum iqamah adalah doa yang sangat
dimungkinkan dikabul oleh Allah swt.. Lebih cerdas lagi jika Anda mau
menggabungkan dua waktu ijabah yakni Anda berdoa pada saat sujud ketika shalat
sunnat qabla (setelah adzan sebelum iqamah). Insya Allah lebih besar
kemungkinannya. Mengenai hal ini, Rasulullah saw. bersabda:
لاَ يُرَدُّ الدُّعَآءُ بَيْنَ الأَذَانِ وَ الْإِقَامَةِ
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak (oleh Allah)”. (H.R. Abu Daud, Nasa`i, dan Tirmidzi).
5. Saat Terzalimi
Hati-hati dengan lisan dan perbuatan kita, jangan smapai orang tersakiti
oleh lisan dan perbuatan kita. Kenapa? Karena, doa orang yang tersakiti akan
diijabah oleh Allah swt. Rasulullah saw. bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ ص بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ فَقَالَ إِتَّقِ
دَعْوَةَ الْمَظُلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَ بَيْنَ اللهِ حِجَابٌ
“Bahwasannya Nabi saw. mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, lalu Rasul
bersabda, ‘Hati-hatilah kamu terhadap doa orang yang tersakiti, karena tidak
ada penghalang antara dia dan Allah’.” (H.R.
Bukhari).
6. Saat mendoakan orang lain dan yang didoakan tidak mengetahui
Mendoakan kebaikan untuk orang lain adalah salah satu manifestasi ukhuwah
yang sangat indah. Ini menunjukkan tidak ego-nya seseorang dalam kebaikan. Dan,
ketika kita mendoakan sahabat semenatar sahabat kita tidak mengetahuik sedang
didoakan, maka doa kita kemungkinan dikabulkannya sangat besar.
أَسْرَعُ الدُّعَآءِ إِجَابَةً دَعْوَةُ غَائِبٍ لِغَائِبٍ
“Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seseorang yang gaib (tidak ada
di hadapan) untuk seseorang yang gaib (tidak di berada hadapan)”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
7. Saat Bepergian
Ketika Anda sedang bepergian jauh untuk silaturahmi misalnya, atau rihlah
bersama teman ke tempat wisata, jangan lupa untuk memperbanyak doa. Doa orang
yang sedang bepergian adalah doa yang sangat mungkin dikabulkan Allah. Dalilnya
seperti dikutip berikut:
ثَلاَثُ دَعْوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ
الْوَالِدِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
“Ada tiga doa yang dikabulkan, tidak ada keraguan pada (pengabulan)nya.
Yaitu, (1) doa orang tua, (2) doa orang yang sedang bepergian, dan (3) doa
orang yang tersakiti”. (H.R. Ahmad, Abu Daud dan
Tirmidzi).
Demikian waktu-waktu yang Allah sediakan untuk kita. Mari kita manfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Harapan kita, semoga setiap permintaan kita senantiasa
berbalas kebaikan dari Allah swt., aamiin. Namun, ingat kembali bahwa
pengabulan itu ada tiga, (1) dikabulkan, (2) ditunda, dan (3) diganti dengan
yang lebih baik.
Oleh: Yusuf Awaludin
No comments