ads header

Postingan Terbaru

YAHUDI DAN ZIONIS

Hampir setiap umat Islam jika ditanya perasaannya tentang kaum Yahudi pasti akan menjawab dengan geram dan marah. Penyebabnya adalah penderitaan mahaberat umat Islam Palestina. Kejahatan kemanusian luar biasa Negara Israel menyebabkan mayoritas umat Islam membenci umat Yahudi. Kebencian dan permusuhan ini bisa dipahami, tapi tepatkah semua orang Yahudi dimusuhi? Tidak semua orang Yahudi mendukung berdirinya Negara Israel dan setuju dengan ideologi zionis, yang telah melakukan kezaliman terhadap rakyat Palestina.

Silsilah Yahudi
Untuk mengetahui sejarah Yahudi harus membicarakan nabi Ibrahim a.s.. Nabi Ibrahim disebut sebagai Imam Agama Moneistik (Tauhid), yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Nabi Ibrahim berasal dari Babylonia, anak seorang pemahat patung istana bernama Azar. Beliau menentang penyembahan patung yang menyebabkannya dihukum bakar, tapi Allah menyelamatkannya. Beliau, bersama Sarah isterinya, hijrah ke Kanaan (Palestina Selatan), kemudian pergi ke Mesir dan menetap di sana sementara waktu karena di Kanaan terjadi paceklik.
Usia Nabi Ibrahim semakin menginjak usia senja, tapi belum juga dikaruniai anak. Atas perkenaan Sarah, istrin pertamanya,  kemudian beliau menikahi seorang wanita cantik bernama Hajar. Sebenarnya Hajar adalah wanita merdeka, bukan seorang budak. Ia adalah anak dari Raja Mesir, Fir’aun (Syaikh Shafiyyur-rahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, 1997: 28). Kemudian beliau sekeluarga meninggalkan Mesir kembali ke Palestina.
Di Palestina, lahir anak dari Hajar bernama Ismail. Sarah merasa cemburu dan meminta agar Nabi Ibrahim menjauhkan mereka darinya. Allah membimbing Nabi Ibrahim menuju lembah tandus dan gersang, yaitu Makkah; daerah yang belum dihuni manusia satu pun. Nabi Ibrahim membekali keduanya dengan wadah air dan kurma kemudian kembali ke Kanaan. Setelah bekal dan air telah habis, tiba-tiba air Zamzam memancar berkat karunia Allah. Nabi Ibrahim mengunjungi Nabi Ismail dan Hajar sebanyak empat kali. Pada pertemuan ketiga mereka sepakat membangun Ka’bah (Ibid., h. 29-30). Dari keturunan Nabi Ismail a.s. inilah lahir nabi akhir jaman, yaitu Nabi Muhammad saw..
Nabi Ibrahim dikaruniai anak dari Sarah yang bernama Ishaq. Kemudian Nabi Ishaq a.s. dikaruniai anak bernama Yaqub, yang digelari dengan Israel. Nabi Yaqub a.s. mempunyai 2 isteri dan 12 anak. Dari isteri pertama lahir dua anak (nabi Yusuf a.s. dan Benyamin), sedangkan dari isteri kedua lahir sepuluh orang anak.
Yaqub lebih mencintai Nabi Yusuf a.s. daripada anak-anaknya yang lain. Sehingga mereka bersepakat untuk melenyapkan nabi Yusuf as. Tapi Allah menyelamatkannya dan membawanya ke Mesir, pusat peradaban waktu itu. Di sana beliau menjadi menteri untuk menanggulangi ancaman kelaparan. Keturunan nabi Yaqub (Bani Israil) berkembang banyak di Mesir dan terbagi menjadi dua belas suku.
Dari keturuan Yaqub lahir Nabi Dawud a.s. (David) yang menjadi raja kerajaan Judea Samaria. Kemudian digantikan oleh anaknya, Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman a.s. membawa bangsa Yahudi ke zaman keemasan. Yerussalem dibangun pada dataran di atas bukit Zion dan menjadi pusat kota serta didirikan tempat ibadah yang megah. Orang Arab menyebutnya Haikal Sulaiman (Kuil Sulaiman, Solomon Temple), Masjidil Aqsa, dan Baitul Maqdis.
Akibat kesombongan kaum Yahudi, Allah murka dan mengazab mereka. Akhirnya kerajaan mereka hancur dan mereka mengalami pengusiran demi pengusiran, penyiksaan dan perbudakan.
Lalu Allah menurunkan Nabi Isa a.s. untuk memberikan peringatan kepada kaum Yahudi agar hidup sesuai dengan ajaran Allah. tetapi mereka kukuh enggan. Kesengsaraan kaum Yahudi terus berlanjut, terlebih pada masa Nazi Hitler, kaum Yahudi Jerman mengalami etnis cleansing (pembersihan). Setelah berjalannya waktu, muncul ideologi baru tubuh umat Yahudi yang dikenal dengan Zionis.

Ideologi Zionisme
Ideologi zionis menyatakan bahwa bangsa Yahudi adalah “bangsa pilihan” dan Bani Israil lebih unggul dari manusia yang lain. Alasannya adalah pernyataan mereka bahwa mereka itu abnā`ullāh (keturunan Allah) dan banyak para nabi lahir dari kaum mereka.
Lebih dari itu, kaum zionis merasa berhak melakukan kekejaman atas bangsa lain. Idiologi rasis ini masuk ke dalam agenda dunia di akhir-akhir abad ke sembilan belas oleh Theodor Herzl (1860-1904), seorang wartawan Yahudi asal Austria.
Herzl dan teman-temannya membuat propaganda menjadikan kaum Yahudi sebagai ras terpisah dari Eropa. Pemisahan ini tidak akan berhasil jika mereka masih hidup “serumah” dengan masyarakat Eropa. Karena itu, membangun tanah air kaum Yahudi menjadi sangat penting.
Theodor Herzl, sang pendiri zionisme, mulanya memilih Uganda. Kemudian Sang Zionis memutuskan untuk memilih Palestina. Alasannya, Palestina dianggap sebagai “tanah air kaum Yahudi” dan “tanah yang dijanjikan Tuhan”. Inilah pangkal mula kenapa tanah Palestina terus dibanjiri air mata dan darah sampai saat ini.
Penentangan terhadap ideologi zionis dan pendirian “Negara Israel” tidak hanya datang dari umat Islam, tapi juga dari orang Nasrani dan Yahudi. Mendiang Benjamin Beit-Hallahmi (akademisi di universitas-universitas Israel) mengkritik kekerasan Israel terhadap Palestina dan menyatakan perdamaian hanya bisa dicapai jika Israel menyingkirkan ideologi zionisnya. Noam Chomsky, orang Yahudi, menulis banyak buku dan artikel yang sangat kritis terhadap zionisme dan kebijakan negara Israel serta yang mendukungnya.
Di awal tahun 1980-an muncul kalangan akdemisi Yahudi yang menamakan diri “para sejarawan baru.” Mereka menyatakan keyakinan Israel sebagai “bangsa pilihan” adalah sebuah kebohongan. Menurut Tom Segev (anggota terpenting “sejarawan baru”), “Hampir hingga sekarang, kita tidak mempunyai sejarah negara ini (Palestina) yang sebenarnya, selain mitos.” Dulu, kritik seperti ini hanya disuarakan akademisi dan cendekiawan Muslim. Sekarang dinyatakan keras oleh banyak orang-orang Yahudi dan akademisi Kristen yang mencoba menilai kembali sejarah dengan sudut pandang yang tidak dipengaruhi oleh kepentingan.
Penentangan terhadap kezaliman Israel juga datang dari tentara Israel. Penyerbuan ke Lebanon di tahun 1982, sekelompok kecil tentara telah menolak bertugas untuk angkatan bersenjata Israel. Mereka tidak ingin menjadi bagian dari pemusnahan bangsa atas orang-orang sipil Libanon. Mereka kemudian dipenjara.
Pada Januari 2002, sekitar 25 tentara menandatangani surat terbuka kepada media Israel. Mereka menolak bertugas di daerah-daerah pendudukan dan mengumumkan pernyataannya di depan publik.
Pada Februari 2002, anggota mereka mencapai 250. Saat ini mereka menerima dukungan besar dari kelompok-kelompok perdamaian, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, pemimpin-pemimpin keagamaan, dan orang-orang Israel serta Palestina (tragedi.palestina.com).

Tidak Semua Orang Yahudi Zionis
Apa yang dikemukakan di atas hanyalah sekelumit fakta bahwa tidak semua orang Yahudi setuju dengan berdirinya “Negara Israel” dan kelalimannya. Semua ini hendaknya menyadarkan umat Islam bahwa memusuhi semua umat Yahudi adalah tidak tepat karena tidak semua orang Yahudi mendukukung kekejaman negara Israel, bahkan menentang berdirinya Negara Israel dan ideologi zionisnya. Pendeknya, “tidak semua orang Yahudi Zionis.”
Mengindetikkan semua orang Yahudi dengan zionisme adalah sebuah kesalahan. Sama salahnya mengidentikkan umat Islam dengan teroris, karena segelintir pelaku teror bom yang mengatasnamakan agama. Seharusnya umat Islam membenci ideologi rasis zionis dan pemeluk serta pendukungnya. Umat Islam tidak boleh mengibarkan anti-semistisme.

Abdullah bin Salam, Yahudi Muslim
Dalam sejarah Islam ada salah seorang sahabat yang bernama Hushain bin Saalm alias Abdullah bin Salam. Ia adalah seorang pendeta dan ulama Yahudi dari Bani Qainuqa yang paling dalam pengetahuannya tentang kitab suci Taurat.
Sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah, Abdullah bin Salam menanti-nanti untuk bertjumpa. Pasalnya, ia ingin mencocokkan kriteria nabi yang akan datang yang dijelaskan di dalam Taurat.
Setiba di Madinah, Abdullah bin Salam pun segera mengatur secret journey (perjalanan rahasia) untuk menghadap Rasulullah. Dalam hadits Bukhari dijelaskan riwayatnya sebagai berikut:
Sampai kepada Abdullah bin Salam berita tentang kedatangan Rasulullah saw.  di Madinah. Ia pun menemui beliau dan berkata, “Saya akan bertanya kepada anda tiga hal yang tidak diketahui siapapun kecuali oleh seorang nabi. ‘Apa tanda kiamat yang pertama? Apa yang dimakan pertama kali oleh penduduk jannah (surga)? Bagaimana terjadinya kemiripan anak dengan ayahnya atau dengan akhwal (paman dari pihak ibu)-nya?’.
Rasulullah saw. berkata, ‘Baru saja Jibril menerangkan kepada saya’.
Abdullah menandas, ‘Jibril itu musuh orang-orang Yahudi dari kalangan malaikat’.
Rasulullah saw. meneruskan, ‘Adapun tanda kiamat yang pertama adalah munculnya api yang menggiring manusia dari timur ke barat. Yang pertama kali dimakan penduduk jannah adalah ziyadah kabid hut (potongan yang menempel di hati, dikatakan sebagai makanan paling lezat, Fathul Bari, 7/341 -red). Adapun kemiripan itu terjadi jika mani seorang laki-laki lebih dahulu naik daripada mani wanita, maka terjadi kemiripan dengan ayahnya. Dan jika mani wanita lebih dahulu, akan terjadi kemiripan dengan akhwal-nya.
Abdullah bin Salam berkata, ‘Saya bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah. Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi adalah pendusta besar. Jika mereka mengetahui keislamanku sebelum Anda tanyakan kepada mereka, tentu mereka mendustakanku di sisimu’.
Maka beliau memanggil orang Yahudi, dan merekapun datang. Sementara Abdullah masuk bersembunyi di dalam salah satu kamar. Rasulullah saw. bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kedudukan Abdullah bin Salam di tengah-tengah kalian?’.
Mereka menjawab, ‘Ia orang yang paling alim di antara kami, putera orang alim kami. Dia orang terbaik di kalangan kami dan putera orang terbaik kami’.
Rasulullah saw. bertanya, ‘Bagaimana pendapat kalian jika Abdullah masuk Islam?’
Kata mereka, ‘Semoga Allah melindunginya dari hal itu’.
Lalu keluarlah Abdullah menemui mereka dan berkata, ‘Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang hak disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad itu adalah Rasulullah’.
Serta merta mereka berkata, ‘Dia adalah orang paling jahat di antara kami, putera penjahat kami’.
Dari kisah tersebut ada dua ibrah yang bisa dipetik. Pertama, tidak semua Yahudi itu Zionis. Buktinya adalah Abdullah bin Salam, Pendeta Yahudi, masuk  Islam karena faktor ideologinya. Kedua, kaum Yahudi Zionis itu salah satu karakternya adalah berbohong dan memutar balikkan fakta. Setelah menyatakan bahwa Abdullah bin Salam itu orang terhormat dan mulia, mereka mencabut statement-nya setelah mengetahui bahwa Abdullah bin Salam masuk Islam.

Penutup
Akhirnya, hanya kepada Allah lah kita beelindung dari segala kejahatan dan propaganda oreang kafir, terutama Yahuid Zionis. Tidak ada yang bisa menghalangi Allah ketika berkehendak. Jika Yahudi harus menjadi bangsa tak bertanah air yang eksistensinya menjadi kaum terisolir, itulah takdir Allah sejak dahulu.
Bagaimana dengan Yahudi sekarang yang tekesan beringas? Sekali lagi, kita punya Allah. selain usaha maksimal untuk meredam dan menyadarkan, tawakal sepenuhnya adalah keharusan umat. Insya Allah, semua ada jalan keluarnya. Wallāhu a’lam


Oleh: Yusuf Awaludin

No comments