ads header

Postingan Terbaru

HIKMAH PENCIPTAAN MANUSIA


B
ertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwasanya manusia tidak diciptakan dengan sia-sia dan dibiarkan begitu saja tanpa ada hikmahnya. Manusia diciptakan dengan mengemban tugas yang agung dan tujuan yang sangat mulia, yaitu beribadah kepada Sang Khaliq.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Begitulah yang telah difirmankan oleh Allah dalam QS. adz-Dzariyat : 56.
            Beribadah kepada Allah adalah intisari dakwah para rasul, dan yang paling pertama diserukan dan menjadi dasar dalam berdakwah. Firman Allah dalam QS. an-Nahl : 3, “Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyeru). Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut.”
            Sesungguhnya ibadah yang diperintahkan kepada kita adalah ibadah yang menyeluruh, ungkapan universal dengan cakupan yang lebih luas. Tidak hanya terbatas pada ritual khusus dan waktu-waktu tertentu saja. Ibadah yang dimaksud yaitu setiap amalan yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan lahiriyah dan batiniyah.
            Dengan demikian, maka ibadah mencakup apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim berupa perbuatan (hati, badan maupun harta) yang disyariatkan hingga kebiasaan pun dapat berubah menjadi sebuah ibadah apabila disertai dengan niat yang baik. Dan ibadah itu tidak akan terputus kecuali dengan kematian. “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”  (QS. al-Hijr : 99)
            Banyak di kalangan masyarakat sekarang ini yang memahami ibadah secara keliru karena kurangnya ilmu yang sampai kepada mereka. Mereka membatasi ibadah hanya pada beberapa amalan ibadah saja. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan bahwa ibadah itu hanya dilakukan di dalam masjid, seperti shalat dan pengajian.
            Apakah dinamakan beribadah kepada Allah secara benar orang yang di dalam ibadahnya menjadikan selain Allah tandingan-Nya? Apakah dinamakan beribadah kepada Allah secara benar orang yang melakukan ibadahnya tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW?
            Di manakah ibadah orang yang terlena dengan kehidupan duniawi sehingga lalai dari kehidupan akhirat? Ia bersenang-senang, berfoya-foya, mengumbar aurat dan tenggelam dalam nafsu syahwatnya. Padahal sesungguhnya mereka telah meninggalkan ibadah kepada Allah dan menjadi teman setan dan hawa nafsu.
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus (QS. Yaasiin : 60-61).
            Oleh karena itu kita selaku kaum muslimin sudah sepatutnya bertaqwa kepada Allah dan menegakkan kewajiban beribadah kepada-Nya secara benar, yaitu:
            Pertama, niat yang ikhlas karena Allah serta tidak mengandung syirik. Allah berfirman dalam hadits qudsi, Aku adalah yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan, dan ia menyukutukanKu dengan selain-Ku dalam amalannya, maka Aku tinggalkan ia bersama sekutunya.”
            Kedua, Ittiba’ kepada rasul, yaitu sesuai dengan Sunnah dan petunjuk-petunjuk Nabi SAW tanpa ada tambahan-tambahan lain. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengamalkan amalan yang tidak ada perintah (contoh) dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim).

Oleh: Ahmad Zubair | ed. 95. th. V,5 Feb 2016

No comments