ads header

Postingan Terbaru

BAHAYA PENYAKIT RIYAA'


Suatu amalan tidak lah akan diterima oleh Allah SWT kecuali dengan dua syarat: al-ikhlaash walittibaa’, ikhals dan mengikuti contoh yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Dengan tiadanya dua syarat tersebut bisa dikategorikan amalan seorang hamba akan tertolak. Bisa karena tidak mengikuti tuntunan yang diajarkan oleh Rasullulah mau pun ada hal lain yang terbesit dalam hatinya untuk mempersembahkan amalannya itu untuk selain-Nya, atau hanya sekedar ingin terlihat dan dilihat oleh orang lain, yang jauh-jauh hari Rasulullah mengingatkan untuk menjauh darinya; riyaa’.
Hati mempunyai penyakit dan tidak ada dokter di dunia yang bisa menyembuhkannya, penyakit itu tak nampak, tidak berbentuk, dan paling dikhawatirkan oleh Rasul.  Dalam haditsnya, Rosulullah bersabda: “Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian dari pada Al-Masih Ad-Dajjal?”, pada sahabat menjawab “tentu ya Rosul.” Maka Rosul bersabda: “yaitu syirik khofiy; yaitu seseorang sholat, lalu menghiasi (memperindah) sholatnya, karena ada orang yang memperhatikan sholatnya.” [H.R. Ibnu Majah].
Dalam menjerumuskan seorang hamba, syaithon akan melakukan segala cara buruknya hingga manusia benar-benar masuk dalam perangkapnya. Saat dia menggoda manusia untuk menjauh dari panggilan Allah, maka hanya orang dengan keteguhan hati dan iman lah yang sanggup untuk tetap melaju memenuhi panggilan Sang Khaliq. Apa kemudian syaithon putus asa? Nampaknya tidak, dia akan terus mengganggu dengan cara lain sampai manusia mau meninggalkan Allah, jika di titik akhir syaiton tidak berhasil, barulah dia akan memasuki cara liciknya dengan membisikkan kepada manusia di tengah ibadahnya untuk memperindah ibadahnya demi mendapat pujian orang lain.
Syaithon tidak akan pernah berhenti menjadikan amalan manusia tidak bernilai di sisi Allah. Dan di antaranya adalah dengan menjerumuskan mereka dalam perbuatan riyaa’. Bentuk riyaa’ bermacam-macam, tidak hanya dengan menampakkan kepada orang lain bahwa dia beramal ini dan itu, bahkan dengan cara terselubung pun bisa menjadikan manusia jatuh pada perbuatan riyaa’ paling buruk. Seperti dia menceritakan kepada orang lain bahwa si Fulan tidak pernah sholat berjama’ah di masjid, tidak mau hadir dalam majelis ilmu, dengan maksud untuk memberikan nilai buruk orang tersebut di mata orang lain, dan ingin menampakkan bahwa dirinya rajin melakukan ibadahnya di masjid dan rutin mengikuti majelis-majelis ilmu. Menggabungkan antara ghibah dan riyaa’ adalah hal yang sangat buruk.
Allah SWT mengingatkan kita agar senantiasa berhati-hati dengan riyaa’, karna ia bisa merusak amal sholih dan membatalkannya: “Maka celakalah orang-orang yang sholat, yaitu mereka yang lalai dari sholatnya, dan berbuat riyaa’ dan mencegah (menolong dengan) barang yang berguna.” [Al-Maa’uun 4-7].
Dan Rasulullah mengajarkan kepada kita cara berlindung dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kita jatuh pada syirik besar mau pun kecil dengan do’a:
الَلَّهُّمَ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِما لَا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mensekutukan-Mu yang aku sadari, dan aku memohon ampun kepada-Mu dari yang tidak aku sadari.” [H.R. Bukhari].
Semoga Allah senantiasa menjauhkan kita dari penyakit-penyakit hati, memberikan kita kemudahan untuk selalu beribadah dan istiqomah dengan hati yang ikhlas. Menjauhkan pula dari dosa syirik yang besar maupun yang kecil. Aamiin. 
Penulis: Daif Syahir

No comments