ads header

Postingan Terbaru

Membaca Al-Quran: Solusi Kehidupan


Al-Quran merupakan kitab pedoman hidup manusia. Jika kita menghendaki kebaikan, keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan, maka al-Quran  adalah guider yang tepat. Selain itu, al-Quran  merupakan sahabat yang selalu mewasilahkan kita dengan pahala melimpah. Dalam arti lain jika al-Quran  dijadikan sebagai sahabat hidup, maka hidup kita akan bergelimang dengan keberkahan.
       Salah satu diantara trik dan tips bersahabat dengan al-Quran  adalah membacanya secara rutin berkesinambungan. Membaca al-Quran  merupakan salah satu kewajiban bagi setiap umat Islam. Ada reward beragam yang Allah sediakan bagi siapa saja, tentunya beridentitas Islam, yang mau membaca al-Quran.

Term Membaca
       Ada dua term yang menunjukan arti membaca. Pertama, tilāwah. Kedua, qirā`ah. Karena beda istilah, maka terdapat pula perbedaan dalam pemaknaan.
       Menurut sebagian para ahli bahasa tilāwah lebih identik dengan membaca secara tekstual. Sedangkan qirā`ah, merupakan proses membaca untuk mencari informasi, pengetahuan, dan pemahaman secara tekstual, kontekstual, maupun membaca simbol-simbol alam dan perilakunya.
       Kita ambil contoh sederhana. Di masyarakat kita telah memasyarakat ajang MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) atau  perlombaan membaca Quran. Pada penilaiannya, para juri MTQ hanya menilai sisi benar atau tidaknya bacaan. Maka, siapa peserta yang bacaannya sesuai kaidah-kaidah ilmu tajwid (standar benar bacaan), maka dialah yang dinilai baik oleh juri. Sekali lagi yang dinilai adalah bacaannya saja, bukan pemahaman peserta pada isi bacaan, karena memang kata yang digunakan adalah tilawatil quran (membaca tekstual al-Quran).
       Adapun qira`ah, kita bisa lihat dalam hadits berikut:
اقْرَؤوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Quran oleh kalian karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembawa syafaat bagi para sahabatnya” (H.R. Muslim).
       Dalam hadits tersebut, diperintahkan membaca dengan menggunakan kata qira`ah. Maka, pemaknaannya lebih cenderung kepada selain membaca tekstual juga membaca hal-hal yang terkandung di dalamnya (tafsirannya).
       Tetapi, jika kita melihat hadits-hadits Rasulullah saw. tentang membaca al-Quran, terkadang kata qirā`ah digunakan untuk membaca tekstual. Seperti hadits tentang pahala 10 kali setiap huruf bagi yang membaca al-Quran.

Manfaat Membaca al-Quran
       Membaca al-Quran itu kaya manfaat. Selain sebagai wasilah pendalaman pengetahuan dan pemahaman tentang Islam, membaca al-Quran berimplikasi pada keberlimpahan akan pahala. Diantara manfaat membaca al-Quran antara lain sebagai berikut:

1. Sepuluh kali lipat kebaikan untuk setiap huruf
       Allah menghadiahi seseorang yang membaca al-Quran dengan kalkulasi untuk setiap huruf sepuluh pahala kebaikan. Bagi siapakah reward ini diberikan? Mari kita pelajari hadits berikut:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (al-Quran ) maka dengan membaca itu ia mendapat satu kebaikan dan satu kebaiakn akan diganjar dengan 10 kali lipat. Aku tidak berkata alif lam mim itu satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”. (H.R. Bukhari dalam Tarikh-nya, Tirmidzi, Ibnu Dlaris, Hakim dan Baihaqiy).
       Reward sepuluh pahala kebaikan untuk setiap huruf al-Quran  akan diberikan oleh Allah kepada orang yang membaca al-Quran  dengan ilmunya yakni ilmu tajwid. Karena salah baca Quran ada dua kemungkinan hukum, antara makruh dan haram. Makruh, jika salah dalam membaca yang tidak berakibat merubah arti kalimat. Lebih dikenal dengan istilah al-lahnul khofiy (kesalahan yang ringan). Misalnya membaca 2 harkat padahal sebenarnya adalah 6 harkat atau tidak membaca ikhfa` padahal seharusnya ikhfa`, dll..
       Haram, jika salah membaca kemudian berakibat pada berubahnya arti kalimat. Lebih dikenbal dengan istilah al-lahnul jaliy (kesalahan yang jelas nampak). Misalnya membaca ta’awudz. Jika membacanya a’ūdu billāhi, dengan menggunakan huruf dal, padahal seharusnya dengan dza (a’ūdzu billāhi), maka itu adalah kesalahan yang akan merubah arti kalimat. A’ūdu billāhi artinya aku pulang kepada Allah, a’ūdzu billāhi artinya aku berlindung kepada Allah.

2. Dua pahala untuk satu kali baca
       Dua pahala kebaikan akan didapat bagi siapa saja yang membaca al-Quran  tapi tidak disertai dengan ilmunya. Mari kita pelajari hadits berikut:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ يَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ فَلَهُ أَجْرَانِ
“Yang mahir dengan al-Quran  bersama para malaikat yang mulia dan taat. Adapun yang membaca al-Quran  sembari terbata-bata dan ia berat (membacanya) maka ia mendapat dua pahala.” (H.R. Muslim).
       Oleh karena itu, bagi setiap muslim wajib belajar bagaimana cara membaca al-Quran  dengan baik dan benar agar setiap kali baca mendapat pahala yang melimpah. Membaca asal maka pahala pun minimal, membaca benar maka pahala pun melimpah.

3. Membersihkan hati
       Manfaat lain membaca al-Quran  selain mendapat pahala adalah membersihkan hati segala kotorannya. Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ هذَهِ الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ قِيْلَ فَمَا جَلاَؤُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya hati ini berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Ditanyakan, ‘Apa pembersihnya wahai Rasulallah?’ Rasul menjawab, ‘Membaca al-Quran ’.” (H.R. al-Qadlā’iy).

4. Mewarisi kebaikan para sahabat dan tabi’in
       Dalam hadits al-Auza’iy, disebutkan sebagai berikut:
كَانَ يُقَالُ خَمْسٌ كَانَ عَلَيْهَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَ التَّابِعُوْنَ بِإِحْسَانٍ: لُزُوْمُ الْجَمَاعَةِ وَ اتِّبَاعُ السُّنَّةِ وَ عِمَارَةُ الْمَسَاجِدِ وَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ وَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ عز و جل
“Dikatakan bahwa ada lima hal yang selalu dilakukan oleh sahabat Muhammad saw. juga oleh para tabi’in disertai sikap ihsan, yaitu: (1) membiasakan berjamaah, (2) mengikuti sunnah, (3) memakmurkan masjid, (4) membaca al-Quran  dan (5) jihad di jalan Allah.”

Membaca al-Quran: Solusi Kehidupan
       Amirul Mu`minan, Umar bin Khatab, berkata:
اَلْبَيْتُ الَّذِيْ يُقْرَأُ فِيْهِ الْقُرْآنُ، وَيُذْكَرُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيْهِ تَكْثُرُ بَرَكَتُهُ، وَتَحْضُرُهُ الْمَلَائِكَةُ، وَتَهْجُرُهُ الشَّيَاطِيْنُ، وَيُضِيْءُ لِأَهْلِ السَّمَاءِ كَمَا يُضِيْءُ الْكَوْكَبُ لِأَهْلِ الْأَرْضِ، وَإِنَّ الْبَيْتَ الَّذِيْ لَا يُقْرَأُ فِيْهِ الْقُرْآنُ، وَلَا يُذْكَرُاللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيْهِ، تَقِلُّ بَرَكَتُهُ، وَتَهْجُرُهُ الْمَلَائِكَةُ، وَتَحْضُرُهُ الشَّيَاطِيْنُ
“Rumah yang di dalamnya dibaca al-Quran dan disebut nama Allah ‘Azza wa Jalla, akan banyak berkahnya, malaikat menghadirinya, setan menjauhinya, dan akan menerangi ahli langit sebagaimana bintang menerangi ahli bumi. Dan, sesungguhnya rumah yang di dalam tidak dibacakan al-Quran dan tidak disebut nama Allah ‘Azza wa Jalla, akan sedikit berkahnya, malaikat menjauhinya, dan setan menghadirinya”.
       Memerhatikan ucapan Umar tersebut, ada beberapa hal yang menarik tentang manfaat membaca al-Quran di rumah. Manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Banyak berkah. Banyak berkah berarti banyak kebaikan. Diantara kebaikan itu adalah solusi untuk setiap masalah kehidupan.
2. Malaikat hadir. Tentunya bukan sembarang hadir tetapi juga turut berdoa untuk penghuni rumah
3. Setan akan menjauhi. Ini indikasi akan terhindarnya dari kemaksiatan dan keburukan sebagai sumber kebahagiaan.
4. Menerangi penduduk langti sebagaimana bintang menerangi penduduk bumi.
       Jika sebaliknya, tidak pernah membaca al-Quran di rumah atau tidak rutin, maka hal-hal tersebut tidak akan teralami. Ujung-ujungnya keburukanlah yang hadir dan mendominasi hari-hari.

       Oleh karena itu, mari membaca al-Quran di rumah kita masing-masing. Mari, budayakan membaca al-Quran secara rutin, minimal dua kali sehari, yakni selepas berjama’ah maghrib dan shubuh.

Oleh: Yusuf Awaludin | Buletin Tanwir 2012

No comments