ads header

Postingan Terbaru

OPTIMALISASI PENGELOLAAN ZIS SEBAGAI KUNCI KEBANGKITAN ISLAM

H. Uyun Kamiludin,SH,MH
Direktur utama Pusat Zakat Umat LAZ Jam’iyyah Persatuan Islam yang saya hormati, juga para tasykil PZU dan para hadirin peserta Musyawarah Kerja Nasional Pusat Zakat Umat tahun 2017.

Ketika saya membaca sebuah buku terkait dengan kemajuan dan perkembangan Amerika, ada satu poin yang saya catat bahwa di Negara super power tersebut segala sesuatu dalam kehidupan bisa diatasi, akan tetapi ada dua hal yang tidak bisa dihindari. Pertama adalah kematian yang merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Kedua, pajak. Sebab Amerika bisa maju karena pajak.

Kalau kita analogikan dalam islam (mengenai pajak), landasan ideologisnya sangat jelas. Syari’at shalat dan zakat selalu berdampingan dan berbanding lurus. Orang yang mengerjakan shalat sebagai hablun minallah, berkewajiban pula membayar zakat sebagai hablun minannaas. Saya pernah menyampaikan bahwa pada awal islam berkembang bukan ekonomi yang Rasulullah majukan terlebih dahulu, akan tetapi membangun kesadaran yang tinggi kepada umat islam agar islam bisa dibangun. Oleh karenanya, Siti Khadijah sampai habis hartanya untuk membela dienul islam. Begitu juga Abu Bakar Assidiq sampai habis hartanya untuk membela dienul islam, bahkan Umar bin khattab bukanlah sahabat miskin, semua sahabat assaabiquunal awwaluun berlomba-lomba untuk mengeluarkan hartanya dalam rangka membela dienullah, al-Islam. Ini menunjukan bahwa disetiap zaman disetiap tempat, islam tidak akan berkembang tanpa kesadaran pengorbanan harta (zakat).

Dahulu dijam’iyyah Persatuan Islam, dimana ada ulama persis disitu selalu didampingi oleh dua kekuatan, yang pertama kekuatan aghnia, yang kedua kekuatan jawara. Orang-orang yang pertamakali memahami gerakan dakwah Persis itu adalah orang-orang kaya, kemudian jawara-jawara ditaklukan. Kita semua mengetahui bagaimana perjuangan guru kita KH. E. Abdurrahman, salut dengan debatnya A. hasan, sehingga dimana ada ulama Persis maka di kiri-kanannya ada aghnia dan jawara. Sekarang agnianya sudah tidak ada, satu persatu jawaranya meninggal dunia, sedangkan anak keturunannya tidak mau melanjutkan jejak bapaknya sebagai agnia atau jawara pendamping ulama, padahal tantangan dakwah dari zaman kezaman semakin keras. Kalau dulu musuh kita hanya komunis sekarang komunis menggalang kekuatan dengan pihak lain seperti syi’ah, liberalis, serta kelompok-kelompok lainnya.

Al-Qur’an telah menggambarkan, orang-orang kafir sebagian mereka dengan sebagian yang lain saling membatu. Selain kekuatan fisik mereka pun mempunyai kekuatan harta. Dalam ayat yang lain dikemukakan, “walladziina kafaru yunfikuuna amwaalahum”, orang kafir pun menginfakkan hartanya  untuk mengahalangi jalan-jalan Allah SWT. Kalau seandainya umat islam tidak mau mengeluarkan hartanya untuk membela agama ini maka mungkin saja Allah akan tetap menjaga islam di dunia tapi Allah tidak menjamin islam tetap eksis di suatu daerah tertentu.

Hari ini mayoritas umat islam ada di Indonesia, bukan tidak mungkin 50-100 tahun kedepan Indonesia berubah menjadi minoritas dan eropa menjadi mayoritas. Filipina 200 tahun yang lalu adalah mayoritas islam, sekarang jadi minoritas.  Di Libanon sekarang 50%-50%, padahal sebelumnya mayoritas muslim. Kuncinya adalah sejauh mana kita berjuang untuk islam tetap eksis di Indonesia.

Oleh karena itu, kita harus berusaha bagaimana kita memberdayakan secara maksimal zakat infak dan sedekah. Saya tidak akan membicarakan mengenai landasan hukum, tapi di momen kali ini saya akan membicarakan mengenai menejemen. Dengan regulasi baru PZU menjadi LAZNAS maka PZU dituntut untuk mentarget penghimpunan 50 miliar per tahun, sanggupkah kita mencapai target tersebut dalam jangka waktu 5 tahun sampai tahun 2020? Di Musykernas ini dirumuskan.

Ingat, saya selalu mengatakan, “kita makan dan tidur disini menggunakan uang umat, harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT. Jangan sampai berangkat dari rumah kesini hanya pindah tidur saja, tidak ada hasil yang diperoleh dari sini. Tidak ada kerja otak. Jadi 50 miliar sampai tahun 2020 itu adalah visi yang harus dibawa oleh kita, dan sekarang hanya punya waktu 4 tahun. Artinya, tiap tahun targetnya harus meningkat hingga mencapai 50 miliar per tahun. Hari ini silahkan dirumuskan strateginya, kita semua harus bekerja, dibuat strategi dan langkah-langkah tertentu untuk mencapai target tersebut.

Kemarin, dari badan pengawasan menemukan beberapa indikasi-indikasi kelemahan disamping memang ada beberapa kemajuan.  Pada tahun 2016 tingkat pusat penargetkan 5 miliar, tapi kenyataannya sampai bulan desember 2016 hanya mencapai 4,7 miliar, masih kurang 300jt. Dan pada tahun 2017 ini kita harus merumuskan bagaimana mencapai target minimal 12,5 miliar.

PZU sebagai LAZ yang di sertifikasi menjadi LAZNAS indeks performa dari infrastruktur dan indeks profile mesti ditingkatkan. Tidak pantas bagi sebuah LAZNAS infrastrukturnya tidak memadai dan profile yang kurang pantas, demikian pula dengan perwakilan dan unit-unit, jangan ada lagi perwakilan atau unit yang tidak mencerminkan LAZNAS Persis yang profesional.

Saudara sekalian ikhwata iman.

Apabila PZU ingin maju maka aspek kesejahteraan amilin mesti diperhatikan, sebab target 50 miliar tidak bisa dicapai dengan ratibah (amilin) yang rendah. Saya teringan nasihat orang tua, “kalau kamu ingin mendapatkan laba yang besar, tidak mungkin dengan modal yang sedikit, harus dengan modal yang besar juga”.

Yang kedua, jika pusat zakat umat ingin maju maka mesti keluarkan dana cadangan untuk iklan promosi supaya pzu semakin dikenal. Dahulu dalam rangka mendirikan pzu, saya berkeliling seluruh Indonesia. Menurut data IMZ (institute manajemen zakat) di Surabaya, 60% dana lembaga-lembaga zakat digunakan untuk iklan, sebab mereka ingin lebih dikenal oleh masyarakat. Maka pzu, berapa persen dana yang akan digunakan untuk iklan, silahkan dirumuskan.

Selanjutnya, karena dari segi target penghimpunan harus meningkat maka mesti ditingkatkan pula dari aspek menejemen. Jangan sampai datang ke kantor hanya duduk-duduk saja, padahal kita punya target yang harus dikejar. Allah akan memberikan jalan keluar bagi orang yang berjuang mati-matian dijalan Allah. Saya yakin, apabila kita bisa mengeksplorasi potensi kita semaksimal mungkin, 50 miliar itu akan tercapai. Harus ada perubahan performa, perubahan menejemen, dan ada perubahan-perubahan lainnya dalam rangka mencapai target tersebut.

Di musykernas ini kita tidak hanya berbicara ideologi, tapi juga bicara strategi dan metode. Sekali lagi, kita berkumpul disini bukan untuk piknik, tapi untuk berfikir merumuskan srtategi demi kemajuan PZU kedepan.


Bandung, 28 Januari 2017
oleh: H. Uyun Kamiludin,SH,MH
Dewan Pengawas Pusat Zakat Umat
Disampaikan pada acara Muyskernas 14 PZU
Editor: Fathu Robbani Ilyas

[TanwirNews]

No comments